Kabarminang.com – Semen Padang FC gagal meraih kemenangan di kandang sendiri setelah ditahan imbang 1-1 oleh PSBS Biak di Stadion GOR Haji Agus Salim, Padang, Sabtu (1/3). Meski sempat unggul di babak pertama dan lawan bermain dengan 10 pemain, Kabau Sirah justru kebobolan di babak kedua.
Pelatih Semen Padang FC, Eduardo Almeida, mengaku bingung dengan hasil ini.
“Kami tahu Biak akan menyerang, tapi kami sudah siap. Kami tahu apa yang harus dieksploitasi, dan kami berhasil mencetak gol. Kami juga diuntungkan dengan kartu merah lawan. Tapi di babak kedua, justru bencana bagi kami,” ujar Eduardo.
Menurutnya, Semen Padang kehilangan kendali permainan setelah jeda.
“Saya sudah bilang ke pemain, mereka (PSBS Biak) akan menyerang seperti di babak pertama. Tapi kami tidak bisa menguasai bola. Saya harus mencari tahu kenapa kami justru kesulitan menghadapi 10 pemain, padahal bisa unggul saat lawan masih 11 orang,” tambahnya.
Eduardo juga menyinggung kondisi fisik pemainnya. Namun, kondisi fisik pemain tidak berpengaruh dengan puasa Ramadan.
“Babak kedua seharusnya tidak banyak berlari, tapi justru sebaliknya. Saya tidak mengerti kenapa kami kehilangan kapasitas bermain,” pungkasnya.
Sementara itu, Pelatih PSBS Biak, Marcos Guillermo Samso, merasa timnya pantas menang meski harus puas dengan hasil imbang.
“Saya belum puas dengan hasil ini. PSBS bekerja keras untuk menang dari awal sampai akhir. Harusnya kami bisa dapat tiga poin,” kata Marcos.
Terkait kartu merah yang diterima timnya, Samso menganggapnya sebagai hal yang wajar.
“Saya sudah delapan bulan di Papua, dan saya tahu pemain Papua tidak pernah lelah berlari. Itu yang membuat kami tetap bisa menekan meski dengan 10 pemain,” tutupnya.