Kabarminang – Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat, Muhidi, mengajak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk membangun usaha tidak hanya dengan strategi bisnis, namun juga dengan melibatkan nilai-nilai religius dalam setiap proses yang dijalani.
“Libatkan Allah dalam membangun usaha. Jaga shalat tepat waktu, bangun di sepertiga malam, dan tanamkan mindset positif sejak dini. Ini pondasi mental pengusaha yang kuat,” ujar Muhidi saat menjadi narasumber dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pluzi Academy Angkatan IV di Aula PLUT KUMKM Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Selasa (15/7).
Dalam paparannya, Muhidi menekankan pentingnya membentuk pola pikir pengusaha yang visioner dan berjiwa sosial. Ia mengatakan bahwa kesuksesan seringkali datang dari lingkungan yang positif dan mendukung.
“Bergaullah dengan orang hebat, maka cara berpikir kita ikut tumbuh. Dan jangan lupa, Allah akan menolong mereka yang suka menolong sesama,” tambahnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Musthofa, Rabu (16/7).
Sebagai Ketua DPRD, Muhidi juga menyatakan komitmennya terhadap penguatan sektor UMKM di Sumatera Barat. Ia menyebut DPRD memiliki tiga fungsi utama, yaitu legislasi, anggaran, dan pengawasan. Di samping itu, anggota dewan juga dapat menyampaikan Pokok-Pokok Pikiran (Pokir) untuk mendukung pemberdayaan UMKM di daerah.
“UMKM adalah tulang punggung ekonomi daerah. Maka pelaku usahanya harus diperkuat, baik dari sisi kapasitas hingga kemudahan pembiayaan,” jelasnya.
Dalam diskusi tersebut, sejumlah pelaku usaha juga menyampaikan tantangan yang dihadapi, termasuk tingginya biaya produksi akibat mahalnya bahan baku yang sebagian besar didatangkan dari Pulau Jawa.
Rahmat Hidayat, pelaku industri kreatif, mengungkapkan bahwa bahan seperti styrofoam dan kemasan khusus lebih mudah dan murah diperoleh di Pulau Jawa karena pusat pasar dan pabrik masih terkonsentrasi di sana.
“Karena pasar dan pabrik terkonsentrasi di sana, kita yang di daerah jadi kena biaya logistik tinggi,” katanya.
Menanggapi hal itu, Muhidi mendorong pelaku UMKM untuk memperkuat kolaborasi antar pelaku usaha serta membuka peluang kemitraan dengan investor. Ia juga menekankan pentingnya improvisasi model bisnis dan berbagi sumber daya seperti bahan baku dan akses pasar.
“UMKM harus mulai membangun usaha berbasis kebersamaan. Cost produksi bisa ditekan jika kita kolaborasi, baik dalam transportasi bahan baku maupun dalam hal pemasaran,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Pluzi Academy Angkatan IV diikuti oleh ratusan peserta dan berlangsung selama empat hari. Kegiatan ini terdiri dari pelatihan dasar dan lanjutan. Pada tingkat lanjutan, pelatihan difokuskan pada pemetaan potensi usaha peserta agar pembinaan dapat dilakukan secara spesifik dan tepat sasaran.