Kabarminang – Malam itu, suasana di Kafe Karisma, Bukit Ransam, Kampung Sungai Nipah, Kenagarian Painan Selatan, tampak biasa. Tak ada yang menyangka bahwa di balik salah satu kamar di bangunan sederhana itu, sebuah tragedi mengerikan sedang berlangsung—pembunuhan sadis yang berujung pada mutilasi dan kanibalisme.
Peristiwa bermula pada suatu malam di bulan Maret 2023, sekitar pukul 22.00 WIB. Korban, seorang buruh harian lepas bernama Periwisata (34), datang ke kamar BS (34), rekan sesama buruh, dengan maksud meminjam uang. Jumlahnya tak seberapa: Rp400 ribu.
Namun permintaan itu ditolak. BS mengaku tak punya uang. Cekcok pun pecah. Suasana kamar berubah tegang. Kata-kata kasar meluncur, emosi memuncak. Dalam kondisi marah dan gelap mata, BS mengambil sebatang balok kayu. Tanpa pikir panjang, ia menghantamkan kayu itu ke tubuh Periwisata berkali-kali.
Korban tersungkur tak berdaya. Namun kemarahan BS belum padam. Dengan sebilah parang, ia menggorok leher korban yang sudah tak bernyawa, lalu memutilasi tubuhnya menjadi beberapa bagian. Udara kamar yang sempit malam itu berubah menjadi saksi bisu dari kekejaman yang tak terbayangkan.
Setelah memastikan korban benar-benar meninggal dan tubuhnya telah terpotong-potong, BS menyusun rencana untuk menghilangkan jejak. Ia membawa potongan tubuh korban ke bak mandi di bangunan kosong bekas sarang burung walet, tidak jauh dari kamar tempat kejadian.
Di tempat itu, ia mencampur potongan tubuh korban dengan pasir dan semen, lalu mengecor semuanya dalam bak mandi. Namun kekejaman BS tak berhenti sampai di sana.
Dalam pengakuannya kepada penyidik, yang diperkuat dengan adegan dalam rekonstruksi, BS mengungkapkan bahwa ia sempat memasak serpihan daging korban dan memakannya.
Adegan itu diperagakan langsung dalam rekonstruksi yang digelar Kamis (12/6/2025) pagi oleh tim penyidik Polres Pesisir Selatan bersama jaksa Kejari. Dalam 18 adegan yang diperagakan, bagian paling mengerikan adalah saat tersangka memperlihatkan bagaimana ia memasak dan mencicipi bagian tubuh korban. Para penyidik dan jaksa menyaksikan adegan itu dengan wajah tegang dan nyaris tak percaya.