Kabarminang – Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias menerima audiensi Tim Konsultasi dari Integrated City Planning (ICP) di Rumah Dinas Wali Kota Bukittinggi, Belakang Balok, Kamis (26/6). Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Tim ICP di Bukittinggi sejak 23 hingga 29 Juni 2025.
Dalam pertemuan tersebut, Ramlan turut didampingi oleh Asisten II Rismul Hadi, Kepala Dinas PUPR Rahmat ET, sejarawan dari Universitas Negeri Sumatera Barat Efri Yoni Baikoeni, serta tokoh masyarakat Rismaidi Tuanku Bagindo.
Kunjungan Tim ICP ke Bukittinggi terkait dengan terpilihnya kota ini sebagai salah satu dari sepuluh daerah di Indonesia yang menjadi sampel dalam program penyusunan desain konsep perencanaan kota terpadu.
Program ini digagas oleh United Nations Development Program (UNDP) bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta didukung oleh pendanaan dari Bank Dunia.
Pengembangan kota akan menggunakan pendekatan place making yang berbasis pada keunikan lokal. Di Bukittinggi, Tim ICP merekomendasikan tiga kawasan prioritas untuk didesain: kawasan Jam Gadang dan sekitarnya, kawasan Kota Lama di koridor Jalan Sudirman, serta kawasan Panorama Baru.
Hasil pertemuan hari ini menyepakati bahwa koridor Jalan Sudirman dan sekitarnya, yang merupakan kawasan kota lama, akan menjadi Pilot Area dalam penyusunan Concept Design oleh tim ICP.
Sebelumnya, Tim ICP yang beranggotakan lima orang telah melakukan diskusi intensif dengan berbagai pemangku kepentingan lokal, termasuk akademisi, tokoh sejarah, komunitas kreatif, generasi muda, hingga asosiasi pedagang. Mereka juga menghimpun masukan dari perangkat daerah terkait untuk mendukung kelengkapan data dan konteks lokal dalam perencanaan tersebut.
Kota Bukittinggi dikenal memiliki kekayaan sejarah yang menjadi daya tarik tersendiri. Salah satu tonggak sejarah penting adalah perannya sebagai ibu kota Indonesia saat Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dibentuk tahun 1948–1949 di bawah kepemimpinan Syafruddin Prawiranegara.
Adapun kota-kota lain yang ikut serta dalam program percontohan ini adalah Kabupaten Belitung, Kabupaten Mempawah, Kota Samarinda, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kota Gorontalo, Kabupaten Morowali, Kabupaten Konawe, Wedha-Kabupaten Halmahera Tengah, dan Kota Sorong.
Pemerintah Kota Bukittinggi berharap melalui program ini, konsep pembangunan yang dirancang dapat memperkuat identitas sejarah kota serta mendorong keterlibatan generasi muda dalam pembangunan melalui pendekatan budaya dan kreativitas.