Sumbarkita – Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi memastikan tidak ada rekahan baru yang muncul di tubuh Gunung Marapi. Jalur yang sempat diduga sebagai rekahan oleh sebagian masyarakat, ternyata merupakan jalur air alami yang terbentuk akibat erosi material vulkanik.
Penegasan ini disampaikan oleh Petugas PGA Marapi, Teguh Purnomo. Ia menjelaskan, yang terlihat dari bawah bukanlah rekahan melainkan jalur air yang membawa material sisa erupsi beberapa tahun terakhir.
“Itu bukan rekahan. Jalur itu memang sudah ada sebelumnya. Hanya saja, ada tumpukan material hasil erupsi dari 2023 hingga sekarang, yang kemudian terbawa air hujan saat intensitasnya tinggi,” ujar Teguh kepada Sumbarkita, Minggu (20/07/2025).
Ia menyebut, saat hujan deras mengguyur puncak, endapan material vulkanik yang menumpuk di jalur air alami tersebut tererosi dan terbawa ke bawah. Proses ini kemudian menyingkap jalur lama yang terlihat seperti rekahan dari kejauhan.
“Air secara alami punya jalurnya sendiri. Bahasa kita seperti bandar, kali, atau sungai kecil. Ketika hujan lebat turun, material lama dan baru di jalur itu terbawa turun ke lembah,” jelasnya.
Teguh juga menjelaskan, sebagian besar material vulkanik dari letusan Januari hingga Desember 2023 sudah terbawa oleh aliran air, terutama dalam bentuk lahar hujan atau yang secara lokal dikenal sebagai galodo.
Diketahui, peristiwa besar sempat terjadi pada Sabtu (11/05/2024). Saat itu banjir bandang melanda sejumlah wilayah seperti Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, dan menyebabkan terputusnya jalur Padang–Bukittinggi di Lembah Anai.