Kabarminang – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padang Pariaman menetapkan status tanggap darurat bencana setelah 13 dari 17 kecamatan dilanda banjir dan longsor akibat curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Hingga Selasa (25/11/2025), air di sejumlah wilayah belum surut.
Kepala Pelaksana BPBD Padang Pariaman, Emri Nurman, mengatakan status tanggap darurat bencana ditetapkan sejak Senin (24/11/2025) hingga batas waktu yang belum ditentukan.
“Padang Pariaman telah kita tetapkan dalam status tanggap darurat bencana. Bahkan sampai malam ini, di beberapa wilayah belum terlihat tanda-tanda banjir akan surut. Hujan terus terjadi, dan peluang air naik kembali sangat tinggi,” ujarnya Selasa (25/11) malam.
Data sementara menunjukkan terdapat 3.043 rumah terendam dan 9.778 jiwa terdampak. Selain itu, sekitar 138 hektare sawah dan 26 hektare perkebunan terendam lumpur serta material kayu.
“Kerugian sementara diperkirakan mencapai Rp4.891.000.000, dan angka ini kemungkinan akan bertambah,” jelas Emri.
Ia menggatakan, longsor terjadi di wilayah Enam Lingkung, VII Koto, Padang Sago, Lubuk Alung, 2×11 Enam Lingkung, dan V Koto. Sementara itu, banjir melanda Batang Anai, Ulakan Tapakis, 2×11 Enam Lingkung, Lubuk Alung, Nan Sabaris, Sintuak Toboh Gadang, V Koto, VII Koto, Anam Lingkuang, dan Kayu Tanam. Ketinggian air berkisar antara 40–70 sentimeter, tergantung lokasi.
Tim evakuasi telah siaga sejak siang dan siap bergerak jika kondisi memburuk. Bantuan darurat juga mulai didistribusikan kepada warga terdampak.
“Kami mengimbau warga tetap waspada. Jangan menunggu air makin besar untuk mengungsi. Cuaca masih belum stabil dan potensi banjir susulan tetap ada,” kata Emri.
















