Kabarminang.com – Gunung Marapi mengalami peningkatan aktivitas kegempaan. Hal itu dicatat oleh Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM, Muhammad Wafid menyampaikan di awal hingga pertengahan Februari 2025 terjadi peningkatan gempa vulkanik dan tremor Gunung Marapi yang berkaitan dengan peningkatan pasokan fluida dari kedalaman.
Ia menjelaskan merujuk hasil evaluasi aktivitas Gunung Marapi periode 1-15 Februari 2025, gempa yang berkaitan dengan pasokan magma mengalami peningkatan. Rinciannya gempa vulkanik dangkal naik menjadi 42 kali. Selanjutnya gempa vulkanik dalam tercatat sebanyak 37 kali, serta gempa tektonik lokal naik dari 27 menjadi 40 kali dalam kurun periode tersebut.
“Hal tersebut juga meningkatkan aktivitas hembusan maupun letusan sebagai bentuk pelepasan akumulasi dari tekanan fluida gunung api. Berdasarkan data-data pemantauan terkini (visual dan instrumental) menunjukkan aktivitas Marapi masih tinggi,” kata dia yang dikutip melalui Antara pada Jumat (21/2).
Wafid mengungkapkan data variasi kecepatan seismik dan koherensi masih rendah yang mengindikasikan bahwa tekanan (stress) pada tubuh gunung api masih tinggi dan kondisi medium di dekat permukaan gunung belum stabil.
Dalam laporan yang sama Badan Geologi melaporkan laju emisi (fluks) gas sulfur dioksida (SO2) Gunung Marapi yang terukur dari satelit Sentinel masih tergolong rendah. Pada 15 Februari 2025 instansi itu mencatat kandungan gas tersebut 82 ton per hari.
“Selain SO2 Badan Geologi juga menyampaikan terdapat potensi bahaya dari gas vulkanik beracun di kawan puncak Gunung Marapi di antaranya karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO) hingga hidrogen sulfida (H2S),” pungkasnya.