Kabarminang – Badan Nasional Penanggulangan Bencana merilis data terbaru korban dan dampak bencana alam yang melanda Sumatera Barat pada akhir November 2025. Data tersebut diperbarui hingga Kamis (25/12/2025) pukul 16.00 WIB.
Berdasarkan rekapitulasi BNPB, total korban meninggal dunia akibat rangkaian bencana di Sumatera Barat mencapai 261 jiwa. Selain itu, tercatat 72 orang hilang dan 382 orang mengalami luka-luka.
BNPB juga mencatat, bencana tersebut berdampak pada 16 kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Sejumlah wilayah mengalami kerusakan parah akibat banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang terjadi secara beruntun sejak akhir November lalu.
Dari sisi kerusakan permukiman, jumlah rumah rusak tercatat mencapai 12.323 unit, dengan tingkat kerusakan yang bervariasi, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat.
Selain permukiman warga, kerusakan juga terjadi pada berbagai fasilitas publik. BNPB mencatat 532 fasilitas umum mengalami kerusakan, termasuk 150 rumah ibadah. Di sektor layanan dasar, terdapat 18 fasilitas kesehatan dan 364 fasilitas pendidikan yang terdampak.
Kerusakan infrastruktur juga cukup signifikan. Sebanyak 28 gedung perkantoran dan 178 jembatan dilaporkan mengalami kerusakan, yang berdampak pada akses layanan publik dan mobilitas masyarakat di sejumlah daerah terdampak.
Sementara itu, data pengungsian menunjukkan ribuan warga masih berada di lokasi pengungsian. Salah satu daerah dengan jumlah pengungsi terbanyak tercatat berada di Kabupaten Agam, dengan jumlah mencapai sekitar 4,3 ribu jiwa.
BNPB menyebutkan bahwa data ini masih bersifat dinamis dan dapat berubah seiring proses pendataan lanjutan di lapangan. Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah terus melakukan upaya penanganan darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pascabencana.
Masyarakat di wilayah rawan bencana di Sumatera Barat diimbau tetap waspada, mengingat potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi dalam beberapa waktu ke depan.















