Kabarminang — Ribuan ikan milik petani keramba di Danau Maninjau mati massal sejak Rabu malam hingga Kamis (26-27/11/2025). Peristiwa ini diduga dipicu akibat cuaca ekstrem, termasuk hujan deras, badai, dan kondisi air yang keruh yang melanda wilayah tersebut beberapa hari terakhir.
Kejadian terpantau hampir merata di seluruh lingkar Danau Maninjau, mulai dari Bayur, Ranggeh, hingga keramba di Nagari Maninjau.
Seorang petani keramba di Bayur, Yusrizal (45), mengatakan peristiwa ini berlangsung cepat. Air danau mendadak berubah keruh, ikan-ikan mulai naik ke permukaan, dan kemudian mati massal.
“Air tiba-tiba keruh sekali, ikannya langsung naik ke atas. Tidak sampai beberapa jam, mati semua. Kami tidak bisa berbuat apa-apa karena oksigen di air hilang,” ujar Yusrizal, kepada wartawan Kamis (27/11).
Ia menambahkan, ikan yang mati tersebut rencananya akan dijual dalam waktu dekat.
“Kami tinggal menunggu waktu panen nila. Ikan sudah besar semua. Tapi badai dan air keruh ini menghancurkan semuanya. Bukan cuma ikan mati, drum pengapung yang mengikat keramba juga banyak yang hanyut dan terlepas ikatannya satu per satu,” ungkapnya.
Kondisi serupa terjadi di kawasan Ranggeh. Sejak pagi, sejumlah petani keramba sibuk mengangkat bangkai ikan agar tidak membusuk. Banyak yang mengaku baru saja menambah pakan dalam jumlah besar karena masa panen sudah dekat.
“Kami baru menambah modal satu atau dua hari lalu. Sekarang semua mati. Keramba pun banyak yang rusak dipukul gelombang,” kata Salmadin (52), petani keramba di sekitar kawasan Maninjau.
















