Kabarminang – Universitas Alifah Padang resmi meluluskan 162 mahasiswa dari berbagai program studi pada Sidang Senat Terbuka Wisuda Tahap I Tahun Ajaran 2024/2025 yang digelar di Hotel Mercure Padang, Sabtu (4/10/2025). Dari total 162 lulusan, sebanyak 23 orang berasal dari Profesi Ners, 48 orang dari Profesi Bidan, 81 orang Sarjana Kebidanan, 7 orang Sarjana Kesehatan Masyarakat, dan 3 orang Sarjana Keperawatan.
Acara wisuda berlangsung khidmat dan penuh haru, dihadiri para wisudawan beserta keluarga yang sejak pagi memenuhi ruang utama hotel. Momen ini menjadi penanda puncak perjuangan panjang para mahasiswa menempuh pendidikan di bidang kesehatan, sekaligus tonggak sejarah baru bagi kampus yang sebelumnya bernama STIKes Alifah.
Universitas Alifah sebelumnya merupakan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) yang bertransformasi menjadi universitas berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi No. 673/E/0/2024. Transformasi ini menandai era baru bagi Universitas Alifah Padang yang kini memiliki sembilan program studi terakreditasi Baik dan Baik Sekali, yakni S1 Keperawatan, Pendidikan Profesi Ners, Kesehatan Masyarakat, Kebidanan, Pendidikan Profesi Bidan, Sistem Informasi, Informatika, Manajemen Ritel, serta Kewirausahaan.
Rektor Universitas Alifah Padang, Dr. Fanny Ayudia, dalam laporannya menyampaikan rasa bangga atas capaian seluruh wisudawan. Ia menegaskan bahwa momen wisuda bukan sekadar seremoni akhir studi, melainkan awal dari tanggung jawab baru sebagai tenaga kesehatan yang siap mengabdi kepada masyarakat.
“Wisuda ini bukan akhir dari perjalanan, melainkan awal pengabdian. Lulusan Universitas Alifah harus menjadi tenaga profesional yang berintegritas, berilmu, dan berdaya saing di tengah kemajuan teknologi,” ujar Fanny.
Ia menambahkan, Universitas Alifah Padang akan terus berkomitmen menjadi kampus yang berfokus pada riset dan inovasi. Melalui program akademik yang terintegrasi dan kerja sama dengan berbagai mitra, kampus berupaya melahirkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial serta semangat pengabdian kepada masyarakat.
Ketua Yayasan Pendidikan Alifah Nur Ikhlas, Fatmi Arma, dalam sambutannya menuturkan bahwa keberhasilan 162 lulusan ini tidak hanya hasil kerja keras individu, tetapi juga buah dari dukungan dosen, keluarga, dan seluruh civitas akademika.
“Kami sangat bersyukur atas pencapaian ini. Para lulusan telah melewati proses panjang dengan tantangan yang tidak mudah, apalagi di tengah perubahan dunia pendidikan yang begitu cepat. Semua ini bisa tercapai karena kerja keras, disiplin, dan doa orang tua,” kata Fatmi.
Ia menambahkan, Yayasan Pendidikan Alifah Nur Ikhlas akan terus memperkuat kualitas pendidikan dan sarana pembelajaran agar Universitas Alifah Padang menjadi salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Sumatera Barat.
Menurut Fatmi, Yayasan juga senantiasa mendukung pengembangan kualitas dosen. Saat ini Universitas Alifah Padang memiliki 76 dosen dengan kualifikasi magister dan doktor. Enam dosen telah menyelesaikan studi doktoral, sementara tujuh orang lainnya sedang menempuh pendidikan S3 di dalam maupun luar negeri.
“Target kami, pada 2026 jumlah dosen bergelar doktor di Universitas Alifah minimal sudah mencapai 30 persen,” ujarnya.
Upaya tersebut menjadi bagian dari strategi peningkatan mutu akademik sekaligus memperkuat reputasi universitas di tingkat regional maupun nasional.
Perhatian dan dukungan juga datang dari pemerintah. Perwakilan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X, Sirjon, yang hadir mewakili Kepala LLDIKTI Wilayah X, menyampaikan apresiasi atas capaian Universitas Alifah Padang dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di bidang kesehatan. Menurutnya, lulusan kampus ini telah menunjukkan kontribusi nyata dalam memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di wilayah Sumatera Barat, Riau, Jambi, dan Kepulauan Riau.
“Pendidikan tinggi tidak hanya menghasilkan ijazah, tetapi juga karakter dan kompetensi. Kami melihat Universitas Alifah Padang terus tumbuh menjadi lembaga pendidikan yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan zaman, khususnya di sektor kesehatan,” ujar Sirjon.
Ia juga mendorong universitas untuk menjalin kolaborasi lebih erat dengan dunia industri dan pemerintah agar lulusan memiliki daya saing tinggi, baik di tingkat nasional maupun global.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Aklima, turut memberikan sambutan dan menekankan pentingnya peran tenaga kesehatan dalam mendukung program prioritas nasional. Menurutnya, lulusan Universitas Alifah Padang diharapkan dapat berkontribusi aktif dalam penurunan angka stunting, pengendalian penyakit menular, serta pencegahan penyakit tidak menular seperti jantung, kanker, dan stroke.
“Profesi kesehatan menuntut integritas, kemampuan adaptif, dan sikap solutif. Jadilah tenaga kesehatan yang mengutamakan keselamatan pasien, menjunjung tinggi etika profesi, dan terus belajar sepanjang hayat,” pesannya.
Aklima juga mengingatkan bahwa setiap tenaga kesehatan wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat berjalan aman, bermutu, dan sesuai ketentuan hukum.
Sebagai kampus yang tengah bertransformasi menjadi universitas berbasis riset dan inovasi, Universitas Alifah Padang kini gencar menjalin kemitraan dengan rumah sakit, puskesmas, dan berbagai lembaga kesehatan di Sumatera Barat. Rektor Fanny menambahkan bahwa pihaknya akan memperluas jaringan kerja sama untuk mendukung proses magang, penelitian, serta penyerapan tenaga kerja bagi para lulusan.
“Keberhasilan lulusan adalah keberhasilan kami semua. Kami ingin para alumni Universitas Alifah Padang menjadi insan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berempati dan siap bekerja di tengah masyarakat,” ujarnya.
Acara wisuda yang dihadiri ratusan orang tua, dosen, dan tamu undangan berlangsung meriah namun penuh khidmat. Prosesi pengucapan sumpah profesi menjadi momen paling mengharukan, ketika para lulusan mengucapkan janji untuk mengabdi dengan tanggung jawab dan kejujuran sebagai tenaga kesehatan. Setelah prosesi resmi berakhir, suasana berubah menjadi penuh tawa dan tangis bahagia. Di antara toga dan buket bunga, doa-doa orang tua mengiringi langkah anak-anak mereka memasuki babak baru kehidupan sebagai tenaga kesehatan profesional yang siap mengabdi kepada bangsa dan negara.