Kabarminang – Pemerintah Kabupaten Agam mencatat jumlah korban diduga keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di daerah tersebut bertambah, hingga Kamis (2/10/2025) siang jumlah korban tercatat 110 orang. Korban terdiri dari guru, orang tua, dan murid.
Bupati Agam, Benni Warlis, mengatakan dari 110 tersebut 31 anak masih menjalani perawatan. Rinciannya, 24 orang dirawat di RSUD Lubuk Basung, 3 orang di RSIA Rizki Bunda, 3 orang di Puskesmas Lubuk Basung, dan 1 orang di Puskesmas Manggopoh.
“Saat ini terdapat 31 anak yang masih menjalani perawatan di rumah sakit dan puskesmas, dan sebagian sudah ada yang diperbolehkan pulang,” tuturnya dilansir dari Kominfo Agam.
Ia mengatakan, pihaknya tengah melakukan melakukan pendataan korban secara rinci berdasarkan sekolah, serta memastikan semua korban mendapat perawatan medis sesuai standar.
Ia menyebut dirinya sudah menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk melakukan penanganan medis secara optimal agar seluruh korban bisa segera pulih.
“Kejadian ini segera ditindaklanjuti, Dinas Kesehatan telah mengambil sampel sisa makanan dan sampel simpanan di SPPG, dan saat ini sampel tersebut tengah diuji di laboratorium BPOM,” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Daerah Agam, M. Lutfi, mengatakan MBG yang membuat korban keracunan itu ialah nasi goreng. Ia mengatakan bahwa nasi goreng itu dikonsumsi anak TK dan siswa SD pukul 10.00 WIB. Kemudian, katanya, para korban sakit perut dan muntah-muntah, lalu dibawa ke rumah sakit dan puskesmas sekitar pukul 14.00 WIB dan 15.00 WIB.
Menu tersebut berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kampung Tangah, yang dikelola Yayasan Peduli Karakter Anak, yang merupakan Mitra Badan Gizi Nasional, bekerja sama dengan BUMNag Bersama Antokan Jaya Lubuk Basung.