Kabarminang – Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Sumatera Barat berlangsung khidmat dalam Rapat Paripurna DPRD Sumbar, Rabu (1/10/2025). Momentum bersejarah itu tidak hanya menjadi seremoni, tetapi juga ajang refleksi bersama atas capaian dan tantangan pembangunan daerah.
Dalam pidatonya, Ketua DPRD Sumbar Muhidi menegaskan bahwa peringatan 80 tahun Sumatera Barat harus menjadi pengingat pentingnya menjaga jati diri masyarakat Minangkabau. Ia menekankan kembali falsafah Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK) yang telah sah diakui dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2022 tentang Provinsi Sumatera Barat.
“ABS-SBK bukan sekadar ungkapan budaya. Ia adalah sistem nilai yang hidup, berkembang, dan menjadi pedoman dalam pemerintahan, adat, serta kehidupan sosial urang Minang. Nilai ini harus hadir dalam regulasi daerah dan praktik kehidupan sehari-hari,” ujar Muhidi
Ia mengingatkan agar masyarakat tidak hanya berbangga dengan label “urang Minang” yang terkenal ramah dan beradat, namun benar-benar menampilkan nilai luhur itu dalam tindakan nyata.
Capaian dan Tantangan Pembangunan
Dalam paparannya, Muhidi menguraikan sejumlah capaian pembangunan Sumatera Barat. Data 2024 menunjukkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumbar mencapai 76,43. Angka ini menempatkan Sumbar pada peringkat keenam nasional dan kedua di Sumatera setelah Riau.
Selain itu, angka kemiskinan per Maret 2025 tercatat 5,35 persen, jauh di bawah rata-rata nasional 8,47 persen. Rasio gini Sumbar berada di angka 0,282 yang menandakan pemerataan pendapatan cukup baik. Namun, Muhidi tidak menutup mata terhadap sejumlah persoalan yang masih membelit. Ia menyebut pemerataan pembangunan infrastruktur antarwilayah dan perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai tantangan nyata. Keterbatasan fiskal daerah dan kondisi geografis yang sulit kerap menjadi penghambat utama.
“Oleh sebab itu, kolaborasi semua pihak, mulai dari pemerintah, DPRD, dunia usaha, akademisi, masyarakat, hingga para perantau, sangat dibutuhkan. Hanya dengan kebersamaan kita bisa menghadapi tantangan ke depan,” tegasnya
Sambutan Gubernur: 8 Agenda Utama
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi dalam sambutannya mengapresiasi capaian pembangunan selama dua dekade terakhir. Menurutnya, IPM Sumbar kini menempati posisi teratas di Sumatera dengan skor 76,43 pada tahun 2024, melampaui rata-rata nasional
“Dua puluh tahun kerja keras, dengan izin Allah, hari ini masyarakat Sumbar hidup lebih sehat, lebih terdidik, dan lebih sejahtera,” kata Mahyeldi.
Mahyeldi kemudian merinci delapan agenda pembangunan utama yang akan menjadi fokus pemerintahannya ke depan:
Pendidikan dan kesehatan merata – membangun sekolah baru, meningkatkan kompetensi guru, memperluas cakupan JKN, serta menurunkan angka stunting dan kematian ibu.
Sumbar sebagai lumbung pangan nasional – memperkuat pertanian, peternakan, perikanan, serta hilirisasi produk lokal.
Nagari sebagai basis kemajuan – membentuk pusat kreativitas nagari, mengembangkan desa wisata, serta memperbaiki sanitasi dan hunian layak.
Pusat perdagangan dan bisnis Sumatera bagian barat – mendorong pengembangan pelabuhan ekspor, memperkuat UMKM, serta meningkatkan digitalisasi usaha.
Infrastruktur berkeadilan dan tanggap bencana – membangun infrastruktur yang resilien terhadap bencana dan perubahan iklim.
Kehidupan beradat dan berbudaya berbasis agama – mengembalikan fungsi surau, memperkuat nilai keluarga, serta melestarikan adat Minang.
Peningkatan daya saing pariwisata dan ekonomi kreatif – menargetkan peningkatan signifikan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara pada 2030.
Reformasi birokrasi dan pengelolaan anggaran – membangun ASN yang kompeten dan adaptif serta menggali potensi pendapatan daerah baru
Menurut Mahyeldi, agenda besar ini hanya bisa tercapai jika seluruh elemen daerah bersatu. “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Butuh dukungan masyarakat, ranah maupun rantau, agar Sumatera Barat benar-benar madani, maju, dan berkeadilan,” ujarnya.
Rapat paripurna tersebut juga menghadirkan Kapolda Sumbar Irjen Pol Gatot Tri Suryanta dan Komisioner KPI Pusat Amin Sabhana sebagai narasumber. Keduanya memberikan pandangan terkait keamanan daerah dan peran media dalam pembangunan Sumatera Barat ke depan.
Acara yang mengusung tema “Bersama Membangun Sumatera Barat Sejahtera dan Maju” ini ditutup dengan ajakan bersama untuk menjadikan usia ke-80 Sumbar sebagai momentum kebangkitan.
“Sumbar telah menorehkan banyak prestasi, tapi tantangan ke depan semakin kompleks. Mari kita jadikan momentum ini sebagai titik balik, mempererat solidaritas, dan meneguhkan jati diri urang Minang,” tutur Muhidi.
Sementara Mahyeldi menambahkan, “Hari ini adalah momen kebangkitan kita bersama. Mari perkuat kekompakan agar Sumatera Barat bisa maju dan berdaya, tanpa kehilangan akar budaya dan nilai ABS-SBK.”