Kabarminang – Wali Kota Padang Panjang, Hendri Arnis, menyatakan komitmennya untuk memperkuat koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta mengoptimalkan upaya pengendalian harga kebutuhan pokok di daerah.
Hal itu disampaikannya usai mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara daring di Ruang VIP Balai Kota, Selasa (2/9). Rakor tersebut juga diikuti Wakil Wali Kota, Allex Saputra, Kapolres, AKBP Kartyana Widyarso Wardoyo Putro, serta sejumlah instansi terkait.
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, dalam arahannya menekankan pentingnya menjaga situasi kondusif di tengah dinamika keamanan dan ketertiban masyarakat.
Mendagri meminta kepala daerah bersama Forkopimda tetap solid dan merangkul semua elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemuda, guna menciptakan suasana damai.
Ia juga mendorong pemerintah daerah lebih aktif menggelar pasar murah untuk menekan harga kebutuhan pokok, serta menunda kegiatan seremonial yang berkesan boros dan perjalanan ke luar negeri.
“Capaian positif pemerintah, baik pusat maupun daerah, juga perlu terus dipublikasikan agar tumbuh optimisme di tengah tantangan ekonomi,” ujarnya.
Secara nasional, inflasi pada Agustus 2025 tercatat minus 0,08 persen (month-to-month/mtm), dengan inflasi tahunan sebesar 2,31 persen (year-on-year/yoy), dan inflasi tahun kalender 1,60 persen (year-to-date/ytd).
Menindaklanjuti arahan tersebut, Wali Kota Padang Panjang, Hendri, menegaskan pihaknya bersama Forkopimda akan menjaga stabilitas daerah dengan langkah konkret.
“Pasar murah, pengawasan distribusi barang, serta komunikasi dengan pedagang akan terus kita lakukan agar inflasi terkendali dan masyarakat terlindungi,” ujarnya.
Sementara itu, Analis Perekonomian Setdako, Chandra Erfiko, menyebutkan inflasi tahunan Padang Panjang pada Agustus 2025 mencapai 2,75 persen, naik dibanding Juni yang tercatat 1,85 persen. Inflasi bulanan berada di angka 0,56 persen.
Berdasarkan data BPS, Indeks Perkembangan Harga (IPH) minggu keempat Agustus berada di angka 3,56, turun dari minggu sebelumnya. Pergerakan ini terutama dipengaruhi oleh harga cabai merah, beras, dan bawang merah.
Dari 48 komoditas yang dipantau, sebagian besar harga relatif stabil. Sebanyak 11 komoditas berfluktuasi, terdiri atas tujuh naik dan empat turun. Kenaikan terjadi pada cabai hijau, cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bawang putih, kacang kedelai, dan bawang daun. Sementara penurunan terlihat pada telur ayam ras, terong, seledri, dan ikan kembung.
Komoditas lain, seperti beras berbagai kualitas, gula pasir, tepung terigu, daging ayam, daging sapi, telur ayam kampung, telur itik, bawang bombai, serta minyak goreng, masih stabil. Namun, komoditas strategis seperti cabai dan bawang mengalami lonjakan harga cukup signifikan