Kabarminang – Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis menghadiri Dialog Perjuangan dan Kebangsaan yang digelar oleh Flipper’s Organization di Museum Tridaya Eka Dharma, Sabtu (9/8). Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka memperingati 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, termasuk Ibnu Asis dan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung.
Dialog kebangsaan ini bertujuan memperkuat semangat persatuan serta menanamkan kembali nilai-nilai perjuangan dalam konteks kebangsaan masa kini.
Wawako Ibnu Asis, dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya mengenang peran strategis Bukittinggi dalam sejarah bangsa, terutama saat menjadi pusat pemerintahan pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) tahun 1948–1949.
“Kami mendapatkan pesan yang sangat baik dari para narasumber bahwa, apapun alasannya, kita sebagai anak bangsa harus mempertahankan kemerdekaan. Kami juga minta dukungannya agar keinginan pemerintah kota menjadikan Bukittinggi sebagai Kota Perjuangan dapat terwujud,” ucap Ibnu.
Ia juga menegaskan bahwa kemajuan bangsa hanya bisa dicapai apabila para pemimpin mampu menghadirkan integritas dan keteladanan.
“Integritas dan keteladanan adalah kunci agar bangsa ini maju,” tegasnya.
Dalam sambutannya, Yuliot Tanjung menyampaikan bahwa masyarakat Minangkabau memiliki karakter pejuang yang telah memberi kontribusi signifikan dalam sejarah bangsa.
“Karakter masyarakat Sumatra Barat adalah pejuang. Mereka berjuang sesuai kemampuan dan kondisi wilayah masing-masing serta turut berkontribusi dalam perjuangan bangsa,” ujarnya.
Sejumlah tokoh nasional turut hadir sebagai narasumber, antara lain Prof. Dr. Meutia Farida Hatta, Komjen Pol (Purn) Boy Rafli Amar Dt. Bagindo Basa, Dt. Rangkayo Basa, Hasril Chaniago, dan Arief Malin Mudo.
Dalam diskusi, Boy Rafli Amar menegaskan bahwa kemerdekaan bukan hanya tentang terbebas dari penjajahan fisik, tetapi juga mencakup perjuangan melawan kebodohan dan kemiskinan. Ia menyebut kemerdekaan sebagai “dua sisi mata uang” yang merepresentasikan tujuan dan daya juang bangsa.
Sementara itu, Prof. Dr. Meutia Farida Hatta, putri sulung proklamator Bung Hatta, mengajak generasi muda untuk menumbuhkan kembali kecintaan terhadap tanah air melalui pengenalan sejarah perjuangan bangsa.
“Mari kita mengenalkan kembali perjuangan Indonesia agar cinta tanah air tumbuh,” pesannya.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Bupati Tanah Datar, para Niniak Mamak dari Kota Bukittinggi, serta berbagai tokoh daerah dan nasional. Pemerintah Kota Bukittinggi berharap kegiatan serupa dapat terus digelar sebagai sarana memperkuat semangat kebangsaan dan menanamkan nilai-nilai perjuangan kepada generasi muda.