“Setiap hari kami juga menggelar rapat evaluasi guna meninjau efektivitas langkah-langkah yang sudah dilakukan dan merumuskan strategi lanjutan,” kata Rahmadinol.
Namun, berbagai tantangan terus menghadang tim di lapangan. Salah satunya adalah kondisi angin kencang yang mempercepat penyebaran api dan membuat proses pemadaman lebih sulit.
Selain itu, kondisi geografis perbukitan, jauhnya sumber air, serta terbatasnya armada dan peralatan menjadi kendala tersendiri dalam proses penanganan bencana ini.
BPBD juga mencatat dampak sementara dari karhutla ini, mulai dari polusi udara, kerusakan ekosistem hutan, gangguan kesehatan masyarakat, hingga terganggunya aktivitas harian warga sekitar.
Dalam situasi seperti ini, Rahmadinol mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak melakukan aktivitas pembakaran terbuka, baik untuk membuka lahan pertanian maupun kegiatan lainnya.
“Keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama kami. Kami harap kolaborasi antara pemerintah dan warga bisa terus terjalin hingga bencana ini dapat diatasi sepenuhnya,” tutupnya.