Kabarminang – Pemerintah Kota (Pemko) Padang Panjang menggelar Focus Group Discussion (FGD) sebagai upaya memperkuat arah kebijakan pembangunan dan tata kelola pemerintahan untuk periode 2025–2030. Kegiatan berlangsung di Hall Lantai III Balai Kota, Jumat (31/10).
Dalam sambutannya, Wali Kota Padang Panjang, Hendri Arnis, menyampaikan apresiasi kepada para narasumber yang telah berbagi pandangan dan solusi bagi kemajuan daerah. Ia menilai forum ini sebagai ruang penting untuk memperkuat inovasi dan sinergi lintas bidang.
“Kita berharap forum ini menjadi ruang inovasi dan pertukaran gagasan yang melahirkan solusi atas berbagai permasalahan yang kita hadapi, baik di bidang pemerintahan, pendidikan, hukum, sosial, ekonomi kreatif, pariwisata, maupun komunikasi dan literasi,” ujarnya.
Hendri juga menekankan agar hasil FGD tidak berhenti pada diskusi semata, melainkan ditindaklanjuti menjadi rekomendasi kebijakan yang konkret dan berdampak langsung pada masyarakat.
“Kegiatan yang belum terserap dalam program harus kita maksimalkan kembali. Di tengah kondisi efisiensi anggaran, kita perlu semakin kreatif dan inovatif agar pembangunan tetap berjalan optimal dan berdampak langsung bagi masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Padang Panjang, Allex Saputra, menegaskan pentingnya memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mencapai visi pembangunan daerah yang inklusif.
“Kita harus menyatukan tekad membangun Padang Panjang yang lebih baik. Dengan semangat kebersamaan dan kolaborasi, kami yakin visi dan misi Wali Kota akan tercapai, dan Padang Panjang bisa menjadi kota yang maju, inovatif, dan berdaya saing,” ungkapnya.
Salah satu narasumber, Eka Marianti, menyoroti potensi besar yang dimiliki Padang Panjang dalam sektor pariwisata, pendidikan, dan ekonomi kreatif. Ia menyebut posisi geografis yang strategis serta keberadaan destinasi unggulan seperti Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM) dan Islamic Center sebagai modal penting pembangunan daerah.
“Potensi ini harus kita kelola secara maksimal. Pariwisata bukan hanya soal kunjungan, tetapi juga tentang bagaimana menggerakkan ekonomi masyarakat dan memperkenalkan karakter kota yang religius, edukatif, dan berbudaya,” jelasnya.
















